-gelisah-


Hari yang sangat mebahagiakan. Ketika yang kudambakan nyaris kudapatkan membuat wajah ini tak henti-hentinya melukiskan senyuman indah. “jangan kamu kehilangan untuk kedua kalinya,’’ kata teman sekosan, senasib-seperjuangan. “Jangan biarkan orang lain merebut permata indahmu itu,’’ dia dengan penuh dukungan berkata demikian. Ku merasa kalimat itu adalah milikku yang harus rahasia. Ungkapan sederhana, namun begitu dalam dan berarti buatku tuk camkannya.
Sebenarnya hati ingin mengungkapkan rasa, namun nurani tak bisa membiarkan. Seolah yang akan diungkapkan kedengaran lucu dan tak tahu malu. Tapi itulah yang kurasakan dan telah lama terpendam didalam hati yang terdalam.
Sikapku ini membuatku takut akan terjadi hal yang memilukan dan mengecewakan. Otak terbelenggu dengan negatif thinking. Terbayang akan ada yang merebut permata itu lantaran ku tak menyuarakan rasa cinta. Semakin lama kumemendam, semakin aku cinta permata itu.
Darahku seakan membentuk gelombang besar seperti dilautan yang menghempas karang hati yang tak berdaya. Terus dan terus menghempas hingga hati makin terluka jika ada kotoran yang melekat pada permata itu. Kotoran itu menggoda bahkan memaksa untuk memiliknya.
Apa memang yang kucintai ini adalah dia yang menjadi sanjungan para pemuda ideal? Tanyaku pada diriku. Bodoh, kenapa aku harus ngalah sama mereka!? Sementara aku pemilik hati dan berhak membiarkannya merasakan semua hal.
Hari bahagia ini rasanya cepat berlalu dan tidak awet. Kebahagiaan dilanda resah dan gunda, hati akan menjadi gelisah dan serba salah. Itu terjadi sama diriku sekarang.

Jum’at, 12-11-2010