Sabtu, 15 Mei 2010

DIA ADALAH DIRIKU

Dia lahir di desa terpencil (Tolandona/Kec. Sangiawambulu) bersamaan dengan azan Jum'at. Tepat pada tanggal 16 Maret. Akrab dipanggil Huluk. Di umur 10 tahun, selain mancing ikan, dia juga senang menggembala kambing. Ketika umurnya pantas meninggalkan SD, dia melanjutkan belajarnya ke Pon-Pes Al-Syaikh Abdul Wahid Bataraguru Bau-Bau Indonesia. Dididik, dibina dan diajar di Pesantern oleh jajaran Pimpinan/Kiyainya. Acapkali dia memenangkan perlombaan-perlombaan berkelas baik didalam Pesantren maupun diluar, seperti: lomba nasyid, pidato B. Arab, Inggris dan Indonesia, puisi, drama berbahas inggris (skenario Huluk) dan masih ada lagi dari luar pesantren. Abanya (Ayah) pernah berpesan kepadanya, "bacalah setiap yang kamu lihat dan rasakan".

Anak kelahiran tahun 1990 ini mempunyai tinggi 170 cm dan berat badan yang  hampir 100 kg memacuh dia tak berhenti untuk berkeja dan berkarya di bidang apapun selain Polwan hehehe (kidding). Walau banyak yang berkata "sibuk luntang-lantung lu" dia tetap menebar senyum manis yang hampir disenangi ribuan orang. Kini dia melanjutkan kuliahnya setelah Sekolah Menengah Atasnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan mendapat ijazah dari Pon-Pes SAW dengan peringkat yang cukup memuaskan.
Tak jadi soal tentang food, asal halal dia tetap menelan. Itulah salah satu modal dia tidak sulit bersosialisai dengan suku manapun. Tak rugi bisa berteman dengan dia looh.
Hobi, tak dapat dikira-kirakan, sebab dia memiliki banyak kegemaran, sepertinya.
Sesungguhnya dia adalah diriku (La Ode Chusnul Huluk) yang akrab disapa Huluk.
Saya menganggap, sehebat apapun manusia itu, toh dia juga ciptaan Allah sama seperti kita, dan sekurang apapun manusia itu, dia juga tetap seperti saya manusia ciptaanNya. Beberapa orang menganggap "tak seorang wanitapun yang mau denganku", kujawab mereka dengan kata, "aku diciptakan Allah untuk beribadah kepadanya dan diberi nafsu yang lebih tinggi dari malaikat, kutakut nanti datang saat ku tak bisa mengndalikan nafsu itu dan terjadi hal yang tak diinginkan olehku dan wanita itu". Saya yakin akan tiba saatnya.
Saya juga tidak luput dari keputusasaan yang acap kali menerpa diri, namun kesemangatan yang tinggi menepih semuanya. Namun semangat menggembala diwaktu kecil terbawa hingga kini, sehingga dapat menjadikan seekor dari kambing gembalaanku turut kepadaku. Semoga teman-temanku juga tidak sinis kepadaku. Kuberi nama kambing itu "Babe", hingga dia menjadi bagian dari keluargaku.
Menimbah ilmu bukanlah hal paksaan bagiku, kebutuhanlah yang terus memacuku semangat menuntut ilmu. Guru ngajiku dimasa kanak-kanak berpesan, "cari ilmu sampai dapat". My best Brother juga menambahkan, "jangan terlalu tegang belajar, tapi jangan lupa belajar". Ungkapan-ungkapan tersebut mungkin sangat sederhana, tp bagiku sangat bermakna.Bersyukur dengan aliran musik yang mengalir dalam otakku membuat darahku mengalir dengan jantung menari mempengaruhi tindakanku, sehingga muncul ungkapan dari bibir-bibir mereka (kawan sejawatku), "kamu pemuda yang lembut".
Kelembutan itu kemudian berusaha menjadi kesabaran ketika berbagai cobaan, halangan dan rintangan hidup bertubi-tubi mengenaiku.
Ya Allah,,,! Jadikan aku Insan bersyukur, berguna dan berkarya bagi diri, keluarga bangsa dan agama. Amiiiin!!! La Ode Chusnul Huluk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar